Raja Fir'aun merupakan seorang pemerintah yang sedang mabuk kuasa yang tidak terbatas , bergelimpangan dalam kenikmatan dan kesenangan duniawi yang tiada taranya, bahkan mengumumkan dirinya sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Pada suatu hari beliau telah terkejut oleh ramalan oleh seorang ahli nujum bahwa menurut firasatnya falaknya, seorang bayi lelaki akan dilahirkan dari kalangan Bani Isra'il yang kelak akan menjadi musuh kerajaan dan bahkan akan membinasakannya.
Raja Fir'aun segera mengeluarkan perintah agar semua bayi lelaki yang dilahirkan di dalam lingkungan kerajaan Mesir dibunuh dan agar diadakan pengusutan yang teliti sehingga tiada seorang pun dari bayi lelaki, tanpa terkecuali, terhindar dari tindakan itu. Maka dilaksanakanlah perintah raja oleh para pengawal dan tenteranya. Setiap rumah dimasuki dan diselidiki dan setiap perempuan hamil menjadi perhatian mereka pada saat melahirkan bayinya.
Raja Fir'aun menjadi tenang kembali dan merasa aman tentang kekebalan kerajaannya setelah mendengar para anggota kerajaannya, bahwa wilayah kerajaannya telah menjadi bersih dan tidak seorang pun dari bayi laki-laki yang masih hidup. Ia tidak mengetahui bahwa kehendak Allah tidak dapat dibendung dan bahwa takdirnya bila sudah difirman "Kun" pasti akan wujud dan menjadi kenyataan "Fayakun". Tidak sesuatu kekuasaan bagaimana pun besarnya dan kekuatan bagaimana hebatnya dapat menghalangi atau mengagalkannya.
Dipendekkan cerita bayi (nabi Musa a.s) telah berjaya selamat dilahirkan dan dihayutkan ke dalam sungai Nil sehingga telah memasuki kawasan istana Raja Fir’aun. Raja Fir'aun ketika diberitahu oleh Aisah, isterinya, tentang bayi laki-laki yang ditemui di dalam peti yang terapung di atas permukaan sungai Nil, segera memerintahkan membunuh bayi itu seraya berkata kepada isterinya:
"Aku khuatir bahwa inilah bayi yang diramalkan, yang akan menjadi musuh dan penyebab kesedihan kami dan akan membinasakan kerajaan kami yang besar ini."
Akan tetapi isteri Fir'aun yang sudah terlanjur menaruh simpati dan sayang terhadap bayi yang lucu dan manis itu, berkata kepada suaminya:
"Janganlah bayi yang tidak berdosa ini dibunuh. Aku sayang kepadanya dan lebih baik kami ambil dia sebagai anak, kalau-kalau kelak ia akan berguna dan bermanfaat bagi kami. Hatiku sangat tertarik kepadanya dan ia akan menjadi kesayanganku dan kesayangmu".
Demikianlah jika Allah Yang Maha Kuasa menghendaki sesuatu maka dilincinkanlah jalan bagi terlaksananya takdir itu. Dan selamatlah nyawa putera Yukabad yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi rasul-Nya, menyampaikan amanat wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah sesat.
Setelah itu didatangkan pula beberapa orang untuk menjadi ibu susuan kepada bayi yang sering menangis tersebut. Tetapi malangnya semua yang hadir tidak dapat meredakan tangisan bayi tersebut. Akhirnya ibu kandung bayi itu sendiri dipanggil untuk menyusukan bayi tersebut di dalam istana. Malah Raja Fir’aun sendiri telah memberi upah kepada ibu susuan bayi tersebut.
MasyaAllah hebatnya perancangan Allah s.w.t. Setiap perintah Allah s.w.t itu terdapat kejayaannya. Allah s.w.t telah berjanji kepada Yukabad akan mengembalikan bayi itu kepadanya ketika Yukabad membiarkan bayi peti berisi bayinya itu terapung di atas sungai Nil. Maka dengan demikian terlaksanalah janji Allah kepada Yukabad bahwa ia akan menerima kembali puteranya itu. Bayangkanlah bertapa hebatnya perancangan Allah s.w.t yangmana ibu kandung Nabi Musa a.s sendiri yang menyusukan Nabi Musa a.s di dalam istana seorang musuh.
Raja Fir'aun sesekali tidak terlintas dalam fikirannya yang kejam dan zalim itu bahwa kerajaannya yang megah, menurut apa yang telah tersirat dalam Lauhul Mahfudz, akan ditumbangkan oleh seorang bayi yang justeru diasuh dan dibesarkan di dalam istananya sendiri akan diwarisi kelak oleh umat Bani Isra'il yang dimusuhi, dihina, ditindas dan disekat kebebasannya. Bayi asuhnya itu ialah laksana bunga mawar yang tumbuh di antara duri-duri yang tajam atau laksana fajar yang timbul menyingsing dari tengah kegelapan yang mencekam.
p/s: Maaf aku tidak dapat menceritakan secara detail kisah Nabi Musa a.s kerana terlalu panjang. Kalau nak tahu secara detail kisah Musa a.s bolehlah jumpa Haji Daud di Penang atau orang lain yang korang tahu dia pandai bercerita dan pandai mengetahui pengajaran disebalik cerita tersebut. Kalau beliau bercerita akan mengambil masa lebih 3 hari untuk menceritakan dari awal hingga akhir kisah Nabi Musa a.s. Mengikut pengalaman aku yang dah lima kali lebih mendengar kisah Nabi Musa a.s. daripada beliau, aku tetap tidak berasa jemu mendengarkannya. Entah kenapa kisah-kisah Nabi dan sahabat menjadi ‘sedap didengar’ berbanding kisah-kisah orang zaman sekarang. Ada yang mengumpat kat orang lain, menfitnah, parti politik dan sebagainya yang rata-rata tidak boleh meningkatkan iman sedikitpun.
Lihat dalam kisah Nabi Musa a.s yang menunjukkan bertapa hebatnya perancangan Allah s.w.t. Kita tidak tahu apa yang terbaik buat diri kita. Walaupun manusia begitu hebat merancang sesuatu tetapi sedarlah kita bahawa Allah s.w.t terlebih dahulu merancang dan telah menetapkan perkara yang akan terjadi. Kita tidak tahu, kita lemah, kita daif, kita jahil tanpa pimpinan dariNya. Kita hambaNya dan kita tidak mampu untuk berbuat apa-apa melainkan dengan izin Allah s.w.t.
Manusia boleh berusaha sedaya upaya tetapi Allah s.w.t sangat melarang manusia yang yakin pada usahanya menyebabkan manusia berjaya. Allah s.w.t satu zat yang Maha Suci daripada menyerupai makhluk. Allah s.w.t mahu kita usahakan dan kita perlu nafikan usaha kita. Yang buat semuanya hanyalah Allah s.w.t. Allah s.w.t perintahkan kita supaya makan dan Allah s.w.t larang kita jangan yakin pada makanan bagi kenyang. Allah s.w.t perintahkan kita supaya baca buku tetapi Allah s.w.t larang kita yakin dengan buku boleh bagi kita dapat jawab exam, Allah s.w.t perintahkan kita mencari harta untuk keperluan tetapi Allah s.w.t melarang kita yakin pada harta bagi kesenangan. Yang penting sekali kita berusaha dan menafikan usaha kita. Sebab tu, sebagai seorang dai apabila buat kerja dakwah disiang hari jumpa manusia, maka malam hari perlu berdoa untuk menafikan usaha yang dibuat siang hari dan mengisbabkan Allah s.w.t yang bagi hidayat.
Wallahuallam…
sesungguhnya memang banyak pelajaran dapat diambil dr kisah para nabi.. untuk memantapkan jiwa para da'i..
ReplyDelete